Para guru honorer pun ingin meminta kejelasan dan kepastian diangkat menjadi CPNS. Karena sebagai guru honorer, gaji mereka sangat rendah dan sangat jauh dibawah upah minimum provinsi (UMP). Ada kurang lebih 490 ribu tenaga honorer berbagai macam instansi se-Indonesia yang digaji sangat minim. Masih ada guruhonorer yang sudah mengabdi lama dalam waktu 22 tahun dan hanya digaji Rp90 ribu setiap bulan. Bahkan guru tk bisa mendapatkan upah lebih rendah, hanya Rp50 ribu. Ini sangat jauh dari kesejahteraan. Dengan jumlah gaji yang tidak mencapai upah minimum provinsi (UMP), jangankan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, untuk menutupi ongkos transpo rdari rumah ke sekolah saja tidak bisa. Padahal guru honorer harus melaksanakan tugas mengajar setiap hari, sama seperti guru lainnya yang sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Setiap karyawan berhak mendapatkan gaji sesuai dengan upah minimum provinsi (UMP) yang berlaku, karena itu merupakan hak bagi para pegawai. Tidak terkecuali seorang guru. Permasalahan mengenai guru honorer setiap tahunnya selalu sama,yaitu upah yang kurang mensejahterakan dan jauh sekali dari upah minimum seharusnya sangatlah tidak manusiawi.
Padahal para guru sangat berjasa bagi pendidikan dan kecerdasan anak bangsa dan seharusnya gaji guru lebih besar mengingat tugas dan tanggung jawab mereka yang sangat berapa. Inilah mungkin mengapa guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Rekrutmen guru honorer seharusnya diberhentikan sementara sebelum persoalan guru honorer yang ada sebelumnya ini sudah diselesaikan.
Kalau tidak, kemungkinan persoalan mengenai guru honorer akan terus berulang tiap tahunnya dan jadi sulit dituntaskan. Pemerintah diminta untuk bisa lebih memperhatikan posisi guru honorer sebagai pendidik terutama dalam hal pemberian gaji. Apalagi kondisi belajar anak sangat tergantung dengan kondisi kerja guru itu sendiri.
Jika guru tidak bekerja dengan kondisi yang baik karena hak-hak dasarnya kurang terpenuhi, maka akan sangat membahayakan nantinya untuk anak-anak bisa mendapatkan kondisi belajar yang berbaik.
Nasib guru-guru honorer masih sangat perlu perhatian lebih. Karena tidak bisa dibayangkan, di kota ibu kota Jakarta saja masih banyak guru honorer yang telah mengabdi cukup lama tetapi gajinya kurang manusiawi, bagaimana nasib guru honorer yang berada di pedalaman. Berapa gaji mereka yang diterima dalam sebulan, mungkinkah cukup untuk membiayai kehidupan mereka dan keluarga mereka dalam sebulan… sungguh miris.
Ungkap salah satu guru honorer Ibu Sugiyarti, seperti dikutip dari Okezone, bahwa bagi guru-guru yang sudah berstatus pegawai negeri sipil (PNS), dalam kesejahteraannya tentu sudah lebih baik. Tapi untuk guru-guru honorer, operator itu kan memang butuh perhatian. Gaji guru honorer sendiri berasal dari dana BOS serta BOP, dan itu jumlahnya sangat terbatas. BOS itu hanya boleh diambil 20 persen. Sehingga, penting untuk memberikan perhatian khusus bagi guru-guru yang berstatus honorer.
Nasib Guru Honorer Butuh Perhatian Pemerintah
Written By tpq-rm.blogspot.com on Kamis, 19 Mei 2016 | 16:45
Label:
Ekonomi,
Humaniora,
Pendidikan
