Menelusuri
sejarah penciptaan manusia pada awal mulanya tentulah hal yang mustahil
diketahui oleh masyarakat yang telah berada pada generasi kemudian dalam jarak
yang berselisih ribuan tahun seperti pada masa kita saat ini. Tak ada satupun
ditemukan adanya catatan sejarah yang merekam pengakuan manusia pertama tentang
ihwalnya ketika pertama kali lahir ke dunia. Kalau pun ada, apakah ia akan
menuliskannya sejak ketika pertama kali dalam proses penciptaan, bahkan sejak
masih dalam rencana?
Maka
Allah SWT, sebagai pencipta tunggal segala makhluk adalah yang seharusnya
menjadi acuan dalam perolehan informasi yang tidak saja valid tetapi juga
objektif, tidak terdistorsi oleh ego manusia itu sendiri. Dengan Kasih Sayang
dan KemahakuasaanNya, Allah SWT telah memberikan kepada manusia sebagai makhluk
berakal, yaitu acuan maha sempurna dan teliti yang terkandung dalam Al Qur’an (QS.
21:106)beserta Hadits RasululLah SAW maupun ayat-ayat Allah lainnya yang berupa
bekas-bekas peninggalan masa lalu, yang diizinkanNya untuk muncul ke permukaan
agar manusia bertafakur (QS. 24:34).
Berikut
ini adalah beberapa Kalam Suci Allah SWT dalam Al Qur’an mengenai hal ihwal
manusia di awal penciptaannya
Allah-lah yang lebih
mengetahui penciptaan manusia
terdahulu dan yang akan
datang - QS. 15:24 (Al Hijr),
Wa la qad ‘alimnal mustaqdimiina minkum wa la qad ‘alimnal
musta’khiriin.
Artinya
: Dan sesungguhnya Kami mengetahui
orang-orang yang terdahulu daripada kamu dan Kami mengetahui orang-orang yang
kemudian.
Penciptaan Manusia Sebagai Sang Khalif di Bumi,
Diikuti Pernyataan Keheranan Para Malaikat (reaksi seolah seperti pernah
menyaksikan polah tingkah manusia sebelumnya, ungkapan kekhawatiran para
malaikat akan datangnya
kembali murka Allah pada
manusia hingga dibinasakannya)
- QS. 02:30 (Al Baqarah),
Wa idz qaala Rabbuka lil malaa-ikati innii jaa’ilun fil ardi
khaliifatan qaaluu a taj’alu fiihaa may yufsidu fiihaa wa yasfikud dimaa-a wa
nahnu nusabbihu bi hamdika wa nuqaddisu laka qaala innii a’lamu maa laa
ta’lamuun.
Dan
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.
Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan di muka bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah padanya, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya
Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Adanya umat lain selain Nabi Adam a.s. - QS. 3:33 (Aali
‘Imraan),
InnalLaahash thafaa aadama wa nuuhaw wa aala ibraahiima wa
aala ‘imraana ‘alal ‘aalamiim.
Sesungguhnya Allah telah memilih
Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran, melebihi segala umat.
Bagaimana penciptaan orang-orang terdahulu? - QS. 04:01
(An-Nisaa’),
Yaa ayyuhan naasut taquu Rabbakumul ladzii khalaqakum min
nafsiw waahidatiw wa khalaqa minha zaujahaa wa batstsa
minhumaa rijaalan katsiiraw wa nisaa-awwat taqulLaahal ladzii tasaa-aluuna
bihii wal arhaama innalLaaha kaana ‘alaikum raqiibaa.
Hai sekalian manusia, bertaqwalah kamu kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari satu
diri dan daripadanya Allah menciptakan pasangan (suami)-nya, dan berkembang dari
keduanya lelaki dan perempuan yang banyak, dan bertakwalah kepada Allah yang
kamu saling meminta (dengan menyebut nama)-Nya, dan peliharalah keluarga.
Sesungguhnya Allah adalah sangat memperhatikanmu.
Sudah adakah orang-orang terdahulu? - QS. 56:10 (Al
Waaqi’ah),
Was saabiquunas saabiquun.
Dan orang-orang terdahulu dari yang
dahulu.
Kemanakah orang-orang terdahulu itu? - QS. 54:49 (Al
Qamar),
Innaa kulla syai-in khalaqnaahu bi qadar.
Sesungguhnya Kami menciptakan
tiap-tiap sesuatu dengan kadar.
QS. 54:50 (Al Qamar),
Wa maa amrunaa illaa waahidatun kalamhim bil bashar.
Dan tiadalah urusan Kami kecuali
satu kalimat seperti sekejap mata.
QS. 54:51 (Al Qamar),
Wa la qad ahlaknaa asy-yaa’akum fa hal mim muddakir.
Dan sungguh telah Kami binasakan
orang-orang yang serupa dengan
kamu, maka apakah orang mau mengambil pelajaran?
QS. 20:128 (Thaahaa),
A fa lam yahdi lahum kam ahlaknaa qablahum minal quruuni
yamsyuuna fii masaakinihim inna fii dzaalika la aayaatil li ulin nuhaa.
Maka apakah tidak menjadi petunjuk
bagi mereka, berapa banyak umat yang Kami binasakan sebelum mereka, mereka
berjalan pada (bekas) tempat tinggal umat itu. Sesungguhnya pada yang demikian
itu adalah sebagai tanda bagi orang yang mempunyai akal.
Allah menetapkan kehancuran umat dahulu dan terdahulu yang (walaupun) telah
memiliki Peradaban Tinggi, Lebih Banyak dan Kuat. QS. 50:36 (Qaaf),
Wa kam ahlaknaa qablahum min qarnin hum asyaddu minhum
bathsyan fa naqqabuu fil bilaadi hal mim mahiish
Dan berapa banyak umat telah Kami
binasakan sebelum mereka? Mereka lebih besar kekuatannya maka mereka telah
menjelajahi negri-negri. Adakah tempat lari?
QS. 40:82 (Al Mu’min),
A fa lam yasiiruu fil ardhi fa yanzhuruu kaifa kaana
‘aaqibatul ladziina min qablihim kaanuu aktsara minhum wa asyadda quwwataw wa
aatsaaran fil ardi fa maa aghnaa ‘anhum maa kaanuu yaksibuun.
Maka apakah mereka tidak berjalan di
bumi, lalu mereka perhatikan bagaimana akibat orang-orang yang sebelum mereka?
Adakah mereka (umat terdahulu) lebih banyak dan lebih kuat dan bekas-bekasnya
di bumi dari mereka? Maka tidak bergunalah bagi mereka apa-apa yang telah
mereka usahakan.