Pertama, disebut dengan tahapan primordial. Manusia
pertama, Adam a.s. diciptakan dari
al-tin (tanah),
al-turob (tanah debu),
min shal (tanah liat),
min hamain masnun
(tanah lumpur hitam yang busuk) yang
dibentuk Allah dengan seindah-indahnya,
kemudian Allah meniupkan ruh
dari-Nya ke dalamA diri (manusia) tersebut
(Q.S, Al An’aam (6):2,
Al Hijr (15):26,28,29,
Al Mu’minuun (23):12,
Al Ruum (30):20,
Ar Rahman (55):4).
Tahapan atau proses terciptanya manusia yang di yakini sebagai manusia pertama oleh ummat muslim, maka Adam AS merupakan manusia yang tercipta beberapa macam jenis tanah yang berbeda-beda. Tanah debu, tanah liat, tanah lumpur hitam, dan tanah yang busuk, artinya beberapa jenis tanah yagn berbeda itu, menunjukkan bahwa manusia tidak sempurna, sehingga kesadaran akan diri sendiri sangatlah penting adanya.
Kedua, disebut dengan tahapan biologi. Penciptaan
manusia selanjutnya adalah melalui proses biologi yang dapat dipahami secara
sains-empirik. Di dalam proses ini,
manusia diciptakan dari inti sari
tanah yang dijadikan air mani (nuthfah)
Nutfah tersimpan dalam tempat yang
kokoh (rahim).
Kemudian nuthfah itu
dijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung dalam rahim.
Darah beku tersebut kemudian
dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah), dan kemudian dibalut dengan
tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh (Q.S, Al Mu’minuun (23):12-14).
Hadits yang diriwayatkan Bukhari dan
Muslim menyatakan bahwa ruh dihembuskan Allah swt. ke dalam janin setelah ia
mengalami perkembangan 40 hari nuthfah, 40 hari ‘alaqah dan
40 harimudghah.
Penciptaan
manusia dan aspek-aspeknya itu ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa di
antaranya sebagai berikut:
1. Manusia
tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya
(spermazoa).
2. Sel
kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
3. Janin
manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
4. Manusia
berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.
A. Setetes Mani
Sebelum
proses pembuahan terjadi, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu
waktu dan menuju sel telur yang jumlahnya hanya satu setiap siklusnya.
Sperma-sperma melakukan perjalanan yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel
telur karena saluran reproduksi wanita yang berbelok2, kadar keasaman yang
tidak sesuai dengan sperma, gerakan ‘menyapu’ dari dalam saluran reproduksi
wanita, dan juga gaya gravitasi yang berlawanan. Sel telur hanya akan
membolehkan masuk satu sperma saja.
Artinya,
bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya.
Ini dijelaskan dalam Al-Qur’an :
“Apakah
manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang
dipancarkan?” (QS
Al Qiyamah:36-37).
B. Segumpal Darah Yang Melekat
di Rahim
Setelah
lewat 40 hari, dari air mani tersebut, Allah menjadikannya segumpal darah yang
disebut ‘alaqah.
"Dia
telah menciptakan manusia dengan segumpal darah". (al ‘Alaq/96:2).
Ketika
sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, terbentuk sebuah sel
tunggal yang dikenal sebagai “zigot” , zigot ini akan segera berkembang biak
dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi “segumpal daging”. Tentu saja hal
ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.
Tapi,
zigot tersebut tidak melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat
pada dinding rahim seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui
hubungan semacam ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang
ibu bagi pertumbuhannya. Pada bagian ini, satu keajaiban penting dari Al
Qur’an terungkap. Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu,
Allah menggunakan kata “alaq” dalam Al Qur’an. Arti kata “alaq” dalam
bahasa Arab adalah “sesuatu yang menempel pada suatu tempat”. Kata ini secara
harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh untuk
menghisap darah.
C. Pembungkusan Tulang oleh
Otot
Disebutkan
dalam ayat-ayat Al Qur’an bahwa dalam rahim ibu, mulanya tulang-tulang
terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini.
“Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik” (QS Al Mu’minun:14)
Para
ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara
bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini
bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan
mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan perkembangan teknologi baru telah
mengungkap bahwa pernyataan Al-Qur’an adalah benar kata demi katanya.
Penelitian
di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu
terjadi dengan cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut.
Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot
yang terpilih dari jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus
tulang-tulang ini.
D. Saripati Tanah dalam
Campuran Air Mani
Cairan yang disebut mani tidak
mengandung sperma saja. Ketika mani disinggung di Al-Qur’an, fakta yang
ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga menunjukkan bahwa mani itu
ditetapkan sebagai cairan campuran: “Dialah Yang menciptakan segalanya
dengan sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan manusia dari tanah liat. Kemudian
Ia menjadikan keturunannya dari sari air yang hina.” (Al-Qur’an, 32:7-8).