Home » , » ANAKMU ADALAH BUSUR PANAH YANG KAU LEPASKAN

ANAKMU ADALAH BUSUR PANAH YANG KAU LEPASKAN

Written By tpq-rm.blogspot.com on Minggu, 08 Mei 2016 | 21:25

Anakmu adalah Busur Panah, Ketika Kau Lepas Maka Kau Tidak Memilikinya
Kau hanya bisa berharap dan berdoa
Semoga sampai pada tujuan menjadi Insan Paripurna
Anakmu adalah mahkota jiwa diharapkan menjadi emas
Dengan diamnya semakin mahal
Dipandang tiada lelah
Menjadi Pelipur lara dan dahaga
Menjadi obat penyejuk di tengah keringnya peradaban
Jika seorang anak ibarat panah yang siap menancap pada relung-relung kehidupan, sungguh tempat bidikan itu adalah keluarga, lembaga pendidikan, dan pergaulan dalam social-masyarakat. Keluarga adalah tempat penanaman nilai, membentuk kepribadian, dan belajar untuk bersosialisasi bagi sang busur panah. Ia akan tercetak atas dasar pengaruh situasi dan kondisi keluarga yang membuatnya akan semakin tajam atau justru menjadi tumpul, dan tak berguna. Disinilah orang tua harus memahami secara utuh untuk memproses sang busur panah menjadi tajam dan bermakna, sehingga mampu menancapkan potensinya untuk ikut serta dalam area kompetisi pembangunan generasi bangsa berwawasan keimanan, ketaqwaan, pengetahuan, dan cakap dalam pengembangan tekhnologi informasi.
Lembaga pendidikan adalah tempat bidikan sang busur kedua setelah keluarga. Keluarga akan melepaskan anak panah itu, maka ia pun tidak memiliki hak bagi sang busur, yang ada adalah harap-harap cemas, semoga kelak sang busur menjadi insan paripurna. Kebebasan dan kemerdekaan bagi sang busur untuk mengekplorasi seluruh potensinya, ketika tempat bidikan itu mampu memproses, membimbing, membina, mengarahkan, dan mengembangkan seluruh potensi sang busur untuk menjadi anak panah yang bernilai estetis, bernilai kognitif, dan bernilai psikomotorik.
Pendidikan adalah sistem yang mencengkram dengan aturan-aturan yang sudah sistemik, karena berkaitan dengan kebijakan, bagaimana pula dengan sekolah? Sebagai tempat untuk menempa diri sang anak untuk menjadi apa yang diharapakan. Disinilah problematika yang kerapkali menjadi bahan untuk mengevaluasi dan merenungi setiap bentuk tindakan yang memiliki dampak baik secara psikologis, maupun secara fisik. Sekolah sudah tidak ada ubahnya dengan pabrik-pabrik pencetak manusia yang menghasilkan out put untuk menjadi pegawai baik swasta maupun negeri. Sekolah tidak lagi menjadi tempat untuk mengembangkan seluruh potensi sang anak panah untuk menjadi insane-insane yang siap berkarya dan membangun bangsanya sendiri, sehingga yang ada adalah persaingan tidak sehat. Oleh karenanya sang busur panah dengan nilai tinggi harus dilelang ke luar negeri untuk di pekerjakan menjadi kuli dan mengembangkan Negara Asing yang tidak pernah dikenali.

Anakmu Adalah Busur Panah Yang Tercipta Dari Emas

Ibu engkaulah sekolah pertama yang telah mengenalkan dunia pada sang anak. Jerit tangis itu mendendangkan kebahagiaan dan puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa, karena telah lahir calon pemimpin baru untuk menjadi sang revolusioner. Pemimpin emas di eranya sendiri, untuk memperbaiki dunia dari keterpurukannya.
Anakmu adalah emas dengan nilai yang tanpa batas, sebab ia dibesarkan dengan cinta-kasih yang tidak terbatas pula. Sang anak dirawatnya dengan ikhlas, dengan cinta mendalam, dengan senyum dan air mata. Ia pun mendapat didikan, pembelajaran, dan bimbingan untuk tahu bagaimana caranya berjalan, untuk tahu bagaimana caranya berbicara, untuk tahu bagaimana caranya bersosialisasi, dan yang paling penting sang anak tahu bagaimana ia membangun cinta-kasihnya kepada sesama makhluk ciptaan Tuhan yang Esa.
Ibumu tidak pernah meminta balasan atas apa yang telah diperjuangkan, kecuali menjadi anaknya orang bermanfaat dan menggunakan ilmunya dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Begitulah kira-kira, pesan-pesan yang tersirat atas apa yang diperjuangkan kedua orang tua untuk kita, maka bersyukurlah bagi yang masih memiliki kedua orang tua dengan sempurna.
Anakmu adalah emas yang harus diproses oleh alam, kepedihan,  benturan situasi dan kondisi, akan membuat anakmu melewati rintangan, halanagan, pujian, cacian, cemohan, sehingga emas itu pun akan semakin murni dan berkilau ditengah terpaan badai dan gelombang.
Sekolah adalah pabrik-pabrik emas yang akan memproses dan mencetak sang anak untuk menjadi harapan bangsa, tetapi tidak semua sekolah mampu untuk mencetak anak-anak dengan otak brilian, sedikit sekali sekolah-sekolah menjadikan emas permata sebagai produk unggulan, karena itu bukanlah pekerjaan biasa dan gampang.
Guru akan memproses anakmu, alam dan lingkungan juga demikian, pemerintah tidak pernah mau kalah akan ikut andil didalamnya, dalam rangka memenuhi aturan-aturan main dalam suksesi kepemimpinan untuk mencipta sistem yang akan memproduk anakmu untuk menjadi!. Apakah semua yang dilakukan oleh pemerintah, guru, masyarakat akan sukses memproduk anak menjadi emas permata yang berkilau? Belum tentu, sebab itu bukanlah persoalan mudah dan gampang untuk terus meningkatkan kualitas produknya.
Dari jutaan anak busur panah yang kau lepaskan dilorong-lorong waktu, hanya sedikit sekali yang menancap pada sasaran, yang ada gugur sebelum sampai tujuan, dan menjadi anak-anak yang tidak memiliki ruh kehidupan, sehingga ia pantas disebut dengan bangkai kehidupan. Bau bangkai itu pun menyeruak jauh ke angkasa dengan perilaku yang menyimpang dan tidak manusiawi, yang ada hanya menyesakkan sel-sel pemberitaan dan gosip menyedihkan, ketika seperti itu anakmu tidak lagi mampu menjadi emas permata yang berkilau, dan bisa dibanggakan, mereka hanya menjadi luka-luka mendalam, dan memporak-porandakan hati menjadi kepingan-kepingan, serta menjadi situs jatuhnya kehormatan dalam kawah durjana.
Bagi orang tua berhati-hatilah melepas busur panah itu, karena sang busur panah bisa menancap ditempat-tempat hina yang menjerumuskan. Berdoa adalah selemah-lemahnya Iman, terpenting adalah terus berikhtiar mengarahkan, membimbing, membina, memberikan kasih sayang, dan melepasnya ditempat yang sudah diketahui situasi dan kondisinya, jangan pernah salah melepaskan busur panah itu, karena hanya akan menjadikan anak menjadi emas yang sama dengan bangkai, tidak berharga dan tidak pernah diperhitungkan.

Anakmu Adalah Busur Panah Dengan Nilai Tanpa Batas

Anak adalah mahkota jiwa dalam keluarga, ia dibesarkan dengan cinta dan kasih sayang, tanpa mengenal lelah orang tua telah banyak mengajari segala sesuatu untuk menjadi bekal dalam kehidupannya esok hari, tanpa meminta balasan sedikitpun atas perjuangannya, yang diharapkan, sang anak menjadi kebanggaan keluarga dan bermanfaat bagi agama, bangsa dan Negara.
Dunia ini akan memproses anakmu sedemikian rupa dengan berbagai macam pilihan-pilihan yang ada di depan mata. Lingkungan keluarga, sekolah, masyarakaat adalah factor eksternal yang akan membentuk kepribadian sang anak dengan potensi dan kreasinya untuk mencipta, mengabdi, dan bermanfaat bagi lingkungan. Secara sederhana orang tua akan berpikiran demikian, sehingga sang anak akan di sebut sukses, apabila lulus dengan predikat memuaskan, mendapatkan ijazah, dan mendapatkan pekerjaan layak, itu semua adalah pikiran orang tua yang telah menjadi pola dalam tingkah kesehariannya.
Faktor ekonomi adalah hal yang paling fundamental, sehingga mendapatkan pekerjaan yang layak, hidup dengan normal adalah keinginan mayoritas orang tua untuk anak-anaknya, sementara sang anak laksana busur panah yang dilepaskan, sehingga mereka memiliki hak atas kemerdekaan dirinya untuk memilih yang terbaik dari yang paling baik.
Dengan pilihan-pilihan yang menjadi kerangka pikirannya, anakmu akan terus bermetamorfosis untuk menjadi apa yang diinginkan, hanya doa-doa dari orang tua menjadi harapan dan dorongan dalam setiap langkah untuk mengembangkan potensi dan kreativitasnya menjadi manusia bernilai, nilai itu akan terus bergerak menjadi bukti akan pengakuan dari orang lain. Bukti itulah yang nantinya akan menjadi kerangka dasar kepercayaan, bahwa anakmu akan terus berproses menjadi busur panah dengan nilai tanpa batas.
Hanya dengan kualitas berbekal pengetahuan, ekonomi, jaringan, busur-busur panah itu akan terus bergerak meningkatkan kemampuannya. Panasnya terik mentari, Dinginnya hujan dimalam hari, kerasnya fitnah, hasutan, dan ketidak percayaan orang lain terhadap anak-anakmu adalah bagian dari dorongan untuk membuktikan bahwa anakmu memiliki potensi yang tidak dimiliki oleh orang lain, suatu saat nanti kekuatan pikiran, hati, dan tindakan akan mengarahkan busur panah itu menancap di lembah-lembah kehormatan. Dan berbanggalah orang tua dengan segudang pencapaian prestasi sang anak untuk ikut serta membangun bangsa ini dari keterpurukan budaya korupsi, berkembang pesatnya paham radikalisasi, dan menyebarnya virus narkoba yang akan menghancurkan anak-anak panah itu untuk sampai pada tujuan yang diharapkan.

Hidup ini adalah bentuk perjuangan untuk terus melawan dan melakukan perlawanan atas penyimpangan-penyimpangan yang terjadi disekitar kita. Melawan kekerasan dalam pendidikan, melawan penggunaan narkoba ditengah-tengah penghancuran budaya asli bangsa, melawan budaya korupsi, melawan ketidak adilan, melawan teror dengan mengatasnamakan agama, dan yang terpenting adalah melawan dan menaklukan diri sendiri untuk menjadi orang bermanfaat dan bernilai baik secara vertical maupun secara horizontal.
Share this article :
Comments
0 Comments

Posting Komentar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. TPQ Raudlotul Muhlisin - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger