Anakmu
adalah Busur Panah, Ketika Kau Lepas Maka Kau Tidak Memilikinya
Kau
hanya bisa berharap dan berdoa
Semoga
sampai pada tujuan menjadi Insan Paripurna
Anakmu
adalah mahkota jiwa diharapkan menjadi emas
Dengan
diamnya semakin mahal
Dipandang
tiada lelah
Menjadi
Pelipur lara dan dahaga
Menjadi
obat penyejuk di tengah keringnya peradaban
Jika
seorang anak ibarat panah yang siap menancap pada relung-relung kehidupan,
sungguh tempat bidikan itu adalah keluarga, lembaga pendidikan, dan pergaulan
dalam social-masyarakat. Keluarga adalah tempat penanaman nilai, membentuk
kepribadian, dan belajar untuk bersosialisasi bagi sang busur panah. Ia akan
tercetak atas dasar pengaruh situasi dan kondisi keluarga yang membuatnya akan
semakin tajam atau justru menjadi tumpul, dan tak berguna. Disinilah orang tua
harus memahami secara utuh untuk memproses sang busur panah menjadi tajam dan
bermakna, sehingga mampu menancapkan potensinya untuk ikut serta dalam area
kompetisi pembangunan generasi bangsa berwawasan keimanan, ketaqwaan,
pengetahuan, dan cakap dalam pengembangan tekhnologi informasi.
Lembaga
pendidikan adalah tempat bidikan sang busur kedua setelah keluarga. Keluarga
akan melepaskan anak panah itu, maka ia pun tidak memiliki hak bagi sang busur,
yang ada adalah harap-harap cemas, semoga kelak sang busur menjadi insan
paripurna. Kebebasan dan kemerdekaan bagi sang busur untuk mengekplorasi
seluruh potensinya, ketika tempat bidikan itu mampu memproses, membimbing,
membina, mengarahkan, dan mengembangkan seluruh potensi sang busur untuk
menjadi anak panah yang bernilai estetis, bernilai kognitif, dan bernilai
psikomotorik.
Pendidikan
adalah sistem yang mencengkram dengan aturan-aturan yang sudah sistemik, karena
berkaitan dengan kebijakan, bagaimana pula dengan sekolah? Sebagai tempat untuk
menempa diri sang anak untuk menjadi apa yang diharapakan. Disinilah
problematika yang kerapkali menjadi bahan untuk mengevaluasi dan merenungi
setiap bentuk tindakan yang memiliki dampak baik secara psikologis, maupun
secara fisik. Sekolah sudah tidak ada ubahnya dengan pabrik-pabrik pencetak
manusia yang menghasilkan out put untuk menjadi pegawai baik swasta maupun
negeri. Sekolah tidak lagi menjadi tempat untuk mengembangkan seluruh potensi
sang anak panah untuk menjadi insane-insane yang siap berkarya dan membangun
bangsanya sendiri, sehingga yang ada adalah persaingan tidak sehat. Oleh
karenanya sang busur panah dengan nilai tinggi harus dilelang ke luar negeri
untuk di pekerjakan menjadi kuli dan mengembangkan Negara Asing yang tidak
pernah dikenali.
Anakmu Adalah Busur Panah Yang
Tercipta Dari Emas
Ibu
engkaulah sekolah pertama yang telah mengenalkan dunia pada sang anak. Jerit
tangis itu mendendangkan kebahagiaan dan puji syukur kehadirat Tuhan yang maha
kuasa, karena telah lahir calon pemimpin baru untuk menjadi sang revolusioner.
Pemimpin emas di eranya sendiri, untuk memperbaiki dunia dari keterpurukannya.
Anakmu
adalah emas dengan nilai yang tanpa batas, sebab ia dibesarkan dengan
cinta-kasih yang tidak terbatas pula. Sang anak dirawatnya dengan ikhlas,
dengan cinta mendalam, dengan senyum dan air mata. Ia pun mendapat didikan, pembelajaran,
dan bimbingan untuk tahu bagaimana caranya berjalan, untuk tahu bagaimana
caranya berbicara, untuk tahu bagaimana caranya bersosialisasi, dan yang paling
penting sang anak tahu bagaimana ia membangun cinta-kasihnya kepada sesama
makhluk ciptaan Tuhan yang Esa.
Ibumu
tidak pernah meminta balasan atas apa yang telah diperjuangkan, kecuali menjadi
anaknya orang bermanfaat dan menggunakan ilmunya dalam menghadapi kerasnya
kehidupan. Begitulah kira-kira, pesan-pesan yang tersirat atas apa yang diperjuangkan
kedua orang tua untuk kita, maka bersyukurlah bagi yang masih memiliki kedua
orang tua dengan sempurna.
Anakmu
adalah emas yang harus diproses oleh alam, kepedihan, benturan situasi dan kondisi, akan membuat
anakmu melewati rintangan, halanagan, pujian, cacian, cemohan, sehingga emas
itu pun akan semakin murni dan berkilau ditengah terpaan badai dan gelombang.
Sekolah
adalah pabrik-pabrik emas yang akan memproses dan mencetak sang anak untuk
menjadi harapan bangsa, tetapi tidak semua sekolah mampu untuk mencetak
anak-anak dengan otak brilian, sedikit sekali sekolah-sekolah menjadikan emas
permata sebagai produk unggulan, karena itu bukanlah pekerjaan biasa dan
gampang.
Guru
akan memproses anakmu, alam dan lingkungan juga demikian, pemerintah tidak pernah
mau kalah akan ikut andil didalamnya, dalam rangka memenuhi aturan-aturan main
dalam suksesi kepemimpinan untuk mencipta sistem yang akan memproduk anakmu
untuk menjadi!. Apakah semua yang dilakukan oleh pemerintah, guru, masyarakat
akan sukses memproduk anak menjadi emas permata yang berkilau? Belum tentu,
sebab itu bukanlah persoalan mudah dan gampang untuk terus meningkatkan
kualitas produknya.
Dari
jutaan anak busur panah yang kau lepaskan dilorong-lorong waktu, hanya sedikit
sekali yang menancap pada sasaran, yang ada gugur sebelum sampai tujuan, dan
menjadi anak-anak yang tidak memiliki ruh kehidupan, sehingga ia pantas disebut
dengan bangkai kehidupan. Bau bangkai itu pun menyeruak jauh ke angkasa dengan
perilaku yang menyimpang dan tidak manusiawi, yang ada hanya menyesakkan
sel-sel pemberitaan dan gosip menyedihkan, ketika seperti itu anakmu tidak lagi
mampu menjadi emas permata yang berkilau, dan bisa dibanggakan, mereka hanya
menjadi luka-luka mendalam, dan memporak-porandakan hati menjadi kepingan-kepingan,
serta menjadi situs jatuhnya kehormatan dalam kawah durjana.
Bagi
orang tua berhati-hatilah melepas busur panah itu, karena sang busur panah bisa
menancap ditempat-tempat hina yang menjerumuskan. Berdoa adalah
selemah-lemahnya Iman, terpenting adalah terus berikhtiar mengarahkan,
membimbing, membina, memberikan kasih sayang, dan melepasnya ditempat yang
sudah diketahui situasi dan kondisinya, jangan pernah salah melepaskan busur
panah itu, karena hanya akan menjadikan anak menjadi emas yang sama dengan
bangkai, tidak berharga dan tidak pernah diperhitungkan.
Anakmu Adalah Busur Panah Dengan
Nilai Tanpa Batas
Anak
adalah mahkota jiwa dalam keluarga, ia dibesarkan dengan cinta dan kasih
sayang, tanpa mengenal lelah orang tua telah banyak mengajari segala sesuatu
untuk menjadi bekal dalam kehidupannya esok hari, tanpa meminta balasan
sedikitpun atas perjuangannya, yang diharapkan, sang anak menjadi kebanggaan
keluarga dan bermanfaat bagi agama, bangsa dan Negara.
Dunia
ini akan memproses anakmu sedemikian rupa dengan berbagai macam pilihan-pilihan
yang ada di depan mata. Lingkungan keluarga, sekolah, masyarakaat adalah factor
eksternal yang akan membentuk kepribadian sang anak dengan potensi dan
kreasinya untuk mencipta, mengabdi, dan bermanfaat bagi lingkungan. Secara
sederhana orang tua akan berpikiran demikian, sehingga sang anak akan di sebut
sukses, apabila lulus dengan predikat memuaskan, mendapatkan ijazah, dan
mendapatkan pekerjaan layak, itu semua adalah pikiran orang tua yang telah
menjadi pola dalam tingkah kesehariannya.
Faktor
ekonomi adalah hal yang paling fundamental, sehingga mendapatkan pekerjaan yang
layak, hidup dengan normal adalah keinginan mayoritas orang tua untuk
anak-anaknya, sementara sang anak laksana busur panah yang dilepaskan, sehingga
mereka memiliki hak atas kemerdekaan dirinya untuk memilih yang terbaik dari
yang paling baik.
Dengan
pilihan-pilihan yang menjadi kerangka pikirannya, anakmu akan terus
bermetamorfosis untuk menjadi apa yang diinginkan, hanya doa-doa dari orang tua
menjadi harapan dan dorongan dalam setiap langkah untuk mengembangkan potensi
dan kreativitasnya menjadi manusia bernilai, nilai itu akan terus bergerak
menjadi bukti akan pengakuan dari orang lain. Bukti itulah yang nantinya akan
menjadi kerangka dasar kepercayaan, bahwa anakmu akan terus berproses menjadi
busur panah dengan nilai tanpa batas.
Hanya
dengan kualitas berbekal pengetahuan, ekonomi, jaringan, busur-busur panah itu
akan terus bergerak meningkatkan kemampuannya. Panasnya terik mentari,
Dinginnya hujan dimalam hari, kerasnya fitnah, hasutan, dan ketidak percayaan
orang lain terhadap anak-anakmu adalah bagian dari dorongan untuk membuktikan
bahwa anakmu memiliki potensi yang tidak dimiliki oleh orang lain, suatu saat
nanti kekuatan pikiran, hati, dan tindakan akan mengarahkan busur panah itu
menancap di lembah-lembah kehormatan. Dan berbanggalah orang tua dengan
segudang pencapaian prestasi sang anak untuk ikut serta membangun bangsa ini
dari keterpurukan budaya korupsi, berkembang pesatnya paham radikalisasi, dan menyebarnya
virus narkoba yang akan menghancurkan anak-anak panah itu untuk sampai pada
tujuan yang diharapkan.
Hidup
ini adalah bentuk perjuangan untuk terus melawan dan melakukan perlawanan atas
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi disekitar kita. Melawan kekerasan dalam
pendidikan, melawan penggunaan narkoba ditengah-tengah penghancuran budaya asli
bangsa, melawan budaya korupsi, melawan ketidak adilan, melawan teror dengan
mengatasnamakan agama, dan yang terpenting adalah melawan dan menaklukan diri
sendiri untuk menjadi orang bermanfaat dan bernilai baik secara vertical maupun
secara horizontal.