Akhir pekan ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi meluncurkan
akun media sosialnya berbasis audio visual media siber melalui YouTube
sehingga dapat mengunggah video berbagai tema maupun pendekatan pesan.
Sebelum meluncurkan akun YouTube resmi
miliknya, mantan Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan Wali
Kota Surakarta itu sudah terlebih dahulu menggunakan media sosial lain
berbasis microblog, yaitu Facebook dan Twitter.
Jokowi memimpin Indonesia ketika kemajuan komunikasi publik sampai
pada tingkatan komunikasi antar-individu yang bersifat semakin massal,
sehingga tentu saja menyadari bagaimana pentingnya menggunakan berbagai
saluran media sosial untuk menyampaikan pandangan, kebijakan dan juga
kinerja Kabinet Kerja yang dipimpinnya.
Dalam masa 10 tahun terakhir perkembangan media sosial dengan
berbagai platform terlihat sedemikian dramatis. Tak hanya dari jenis dan
apa yang ditampilkannya semakin beragam, namun juga fitur disesuai
dengan kebutuhan masyarakat sebagai penggunanya.
Twitter semula hanya dikenal dengan platform teks yang hanya mampu
mengunggah 140 karakter, kemudian pengembangnya menyematkan fitur dimana
pengguna bisa mengunggah foto dan juga video pendek.
Demikian juga dengan Instagram yang semula hanya menyediakan
fasilitas mengunggah foto, kemudian melengkapinya berfitur unggahan
video meski hanya beberapa detik saja.
Banyak kalangan menilai media sosial merupakan perkembangan lebih
lanjut dalam metode komunikasi antar-manusia. Media sosial bisa juga
disebut sebagai komunikasi instan, di mana seseorang maupun banyak orang
bisa berkomunikasi dengan pihak lain baik perseorangan maupun secara
massal tanpa perlu mengenal sebelumnya.
Komunikasi melalui media sosial sejauh ini dianggap efektif untuk
menyampaikan pesan kepada banyak orang terlebih dengan kepemilikan alat
komunikasi berupa telepon selular dan kemudahan mengakses informasi
melalui Internet yang semakin baik.
Ketika seseorang atau masyarakat telah memahami fungsi dan
penggunaan media sosial dan memahami etiket penggunaannya, maka akan
banyak keuntungan (tak hanya finansial) yang dapat diperoleh. Yang
paling mudah adalah kemampuan menyampaikan pesan secara efektif dan
dipahami dengan mudah.
Thibaut dan Kelley dalam teori pertukaran sosial bila dikaitkan
dengan tren komunikasi yang saat ini berkembang menempatkan penggunaan
media sosial bisa dipahami sebagai sebuah upaya menciptakan hubungan
sebagai bagian dari cara untuk memperoleh sebuah keuntungan.
Bentuk keuntungan yang didapat bisa dalam bentuk emosional berupa
adanya pertemanan, memuaskan kebutuhan eksistensi diri dan lainnya.
Sementara bila keuntungan dilihat dari sisi finansial, banyak kalangan
yang menggunakan media sosial sebagai bagian dari strategi pemasaran
produk.
Komunikasi politik digital
Upaya pemimpin politik untuk berkomunikasi dengan masyarakat atau
dengan konstituennya telah dilakukan sejak lama. Komunikasi yang
dilakukan itu merupakan cara untuk membina keterhubungan antar pemimpin
dengan rakyatnya sekaligus bisa digunakan untuk mengukur efektivitas
pemerintahan.
Selaras dengan perkembangan pola komunikasi yang ditopang oleh
kemajuan teknologi, bila dalam beberapa dekade lalu pemimpin politik
menggunakan sarana pidato yang dihadiri oleh ribuan massa sebagai bagian
dari komunikasi politik maka kemudian beralih menggunakan radio,
televisi, tulisan artikel dan kini media sosial.
Demikian juga dengan Presiden Jokowi yang tak luput memanfaatkan
dampak luas dari komunikasi melalui media sosial. Walau dikenal dengan
pola komunikasi tatap muka langsung dengan publik, yang terkenal dengan
sebutan "blusukan", Jokowi pun kerap berkomunikasi dengan masyarakat
melalui media sosial baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ketika menjabat sebagai Kepala Negara dan Pemerintahan Republik
Indonesia sejak Oktober 2014, Jokowi menerapkan serangkaian upaya
komunikasi politik yang lebih kreatif yang terus dilakukannya beserta
jajaran pemerintahan.
Jokowi tampak sangat menyadari bahwa komunikasi dengan konstituen
sangat penting. Dengan komunikasinya itu, maka konstituen diharapkan
bisa memahami kebijakan pemerintah dan juga mengetahui apa yang sudah
dikerjakan oleh sosok yang dipilih rakyat dalam Pemilihan Presiden
(Pilpres) 2014.
Presiden Jokowi meluncurkan akun Twitter @jokowi dan Facebook
(Presiden Joko Widodo) pada 21 Juni 2015, kemudian disusul peluncuran
situs resmi www.presidenri.go.id pada 15 Desember 2015, dan peluncuran
akun Instagram @jokowi pada 28 Januari 2016.
Sementara akun http://youtube.com/c/jokowi, mulai dapat diakses pada pukul 09.00 WIB, Sabtu, 28 Mei 2016.
Akun resmi YouTube Presiden Jokowi merupakan hasil produksi bersama
antara Tim Komunikasi Presiden dengan Biro Pers, Media dan Informasi
Sekretariat Presiden.
Penggunaan akun media sosial oleh Presiden Jokowi itu sendiri, bila
meminjam pemikiran Altman dan Taylor tentang Penetrasi Sosial, maka
upaya yang dilakukannya merupakan cara untuk lebih bisa mengenal dan
dikenal oleh masyarakat secara lebih luas.
Kepemilikan akun media sosial pribadi yang terkadang penyebaran
informasinya dilakukan sendiri oleh presiden juga sudah dirintis oleh
Presiden RI periode 2004--2009 dan 2009--2014, Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY).
SBY juga menggunakan platform Facebook dan YouTube untuk menyampaikan pandangannya.
Bisa jadi, di tengah sentimen negatif sejumlah media massa arus utama (mainstream)
terhadap pemerintahannya, penggunaan media sosial bisa menjadi salah
satu sarana untuk menjelaskan duduk permasalahan sebenarnya sesuai
dengan sudut Sang Pemimpin.
Bagi masyarakat sendiri dengan kemampuan mengirim pendapat dan
bahkan kritikan langsung kepada tokoh politik melalui media sosial
merupakan sebuah sensasi tersendiri. Sensasi yang tidak mungkin
dirasakan banyak orang pada dasawarsa sebelumnya, karena komunikasi
politik saat itu lebih bersifat resmi dan satu arah.
Komunikasi politik melalui media sosial atau komunikasi politik
secara digital, bisa jadi merupakan cara yang efektif saat ini untuk
meraih pemahaman dan simpati konstituen.
Namun, masyarakat
tentunya tak akan pernah lupa menangkap inti dari keberhasilan sebuah
pemerintahan maupun pemimpin politik sebenarnya mewujudkan program yang
bisa dirasakan langsung secara nyata, dan bukan maya. Salah satu contoh
yang sederhana adalah harga sandang, pangan dan papan yang murah dan
terkendali.
Sumber: Antara
Media Digital Salah Satu Komunikasi Politik Presiden Jokowi
Written By tpq-rm.blogspot.com on Selasa, 31 Mei 2016 | 18:33
Label:
Politik
